Selasa, 29 Oktober 2019

Kalimat proklitik


1. Klitik kau-, proklitik ku-, enklitik -ku
Penulisan {kau-}, {ku-}, dan {-ku}, bentuk ringkas atau klitik dari kata ganti orang {engkau} dan {aku} dalam bahasa Indonesia, apakah serangkai atau terpisah dari kata yang mengikuti dan mendahuluinya. Penulisan yang benar: kautuliskan. Tapi, apakah bisa ditulis dalam bentuk kaumenuliskan? Klitik {ku-} bersifat sebagai proklitik, namun klitik {kau-} tidak wajib sebagai proklitik. Penulisan enklitik {-ku} mutlak: harus serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Berikut adalah contoh penulisan klitik {ku-} yang salah; bentuk ringkas kata ganti orang {aku}:
– Kau yang ku ingat tiap detiknya
– Waktu kau yang ku bayangkan
– Di siang malamku kau selalu ku rindu
2. Arti klitik, proklitik, enklitik
Proklitik termasuk klitik. Enklitik juga bagian dari klitik. Jadi, klitik terdiri dari proklitik dan enklitik. Makna ketiga jargon gramatikal ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
– klitik: bentuk yang terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal bentuk {-nya} dalam bukunya
– proklitik: klitik yang secara fonologis terikat dengan kata yang mengikutinya, misal {ke} dalam ke rumah
– enklitik: unsur tata bahasa yang tidak berdiri sendiri, selalu bergabung dengan kata yang mendahuluinya, seperti {-mu} dan {-nya} dalam bahasa Indonesia
Contoh proklitik: non-, anti-, ku-, kau-, ke, maha-, purna-, nir-. Contoh enklitik: -ku, -isme, -nya, -mu.
3. Penulisan klitik {ku-} dan {kau-} + kata kerja pasif
Proklitik {ku-} dan {kau-} ditulis serangkai (digabung) dengan kata yang mengikutinya. Kata setelah kedua klitik ini berupa kata kerja (verba) pasif.
Contoh:
– kutulis; kutuliskan
– kurasa; kurasakan
– kubaca; kubacakan
– kauambil; kauambilkanlah
– kaupakai; kaupakaikan
– kaulihat; kauperlihatkan
Buku itu kubaca kemarin. {kubaca} dalam kalimat itu adalah bentuk pasif: aku baca (“dibaca oleh aku”). Apakah suratku sudah kaubaca? {kaubaca} dalam contoh kalimat kedua juga berbentuk pasif: engkau baca (“dibaca oleh engkau”).
4. Penulisan klitik {kau-} dan {ku-} yang salah: verba aktif
Sedangkan penulisan klitik {ku-} dan {kau-} semisal dalam kumembaca, kumenulis, kumengingatkan, kaumembaca, kaumemedulikan, dan kaumemerkarakan adalah salah. Karena, kata {membaca}, {menulis}, {mengingatkan}, dst. adalah kata kerja aktif, bukan verba pasif.
5. {kau} sebagai klitik dan sinonim dari pronomina persona {engkau}
Terkadang {kau} ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan di waktu lain ditulis serangkai. Pedomannya adalah: Pronomina persona {kau} sebagai sinonim {engkau} ditulis mandiri sebagai satu kata. Contoh: Ke mana kau pergi pagi tadi?
{kau} dalam kalimat di atas bukanlah sebagai klitik, melainkan sinonim dari {engkau}. Sebab itulah ditulis terpisah. Tetapi, ketika dituliskan serangkai, seperti kaumakan dan kausukai, {kau} di sana berlaku sebagai klitik, bukan sebagai sinonim dari pronomina {engkau}.
6. Enklitik {-ku} bukan sinonim dari kata ganti orang {aku}
Pemakaian enkliktik {-ku} serupa dengan enklitik {-mu} dan {-nya}, yaitu untuk menyatakan kepemilikan dan tujuan, serta ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), {ku} adalah:
bentuk ringkas dari pronomina persona pertama; bentuk klitik aku sebagai penunjuk pelaku, pemilik, tujuan: kuambil; rumahku; memukulku.
Dalam KBBI, termasuk buku Tesaurus Bahasa Indonesia, kata {kau} bersinonim dengan {sampean}, {kamu}, {anda}, {engkau}, dan {saudara}. Tapi, tidak ada kata {ku} sebagai sinonim dari {aku}. Yang merupakan sinonim: {aku}, {saya}, {hamba}, {awak}, {beta}, {ana}, dan {gue}.
Oleh karena itu, tidak benar menulis kata-kata seperti ku ingat, ku bayangkan, dan ku rindu. {ku} tidak tercatat dalam kamus bahasa sebagai sinonim dari {aku}. Seharusnya ditulis: kuingat atau aku ingat, kubayangkan atau aku bayangkan, dan kurindu atau aku rindu.
7. Mana penulisan yang benar: kauharus, kau harus
Kata {harus} sebagai adverbia, yang bermakna mesti, ditulis mandiri sebagai satu kata. Maka, yang benar: kau harus. Buku KBBI sendiri memuat contoh kalimat pada lema {harus}: kalau dia tidak datang, kau harus menggantikannya.
Tapi, sebagai kata kerja pasif, [di]haruskan, ia boleh ditulis serangkai: apakah dia kauharuskan untuk datang besok? [Bentuk aktif kaumengharuskan tidak tepat].
Dengan demikian, klitik {ku-} bersifat sebagai proklitik: terikat dengan kata yang mengikutinya. Namun, klitik {kau} tidak wajib sebagai proklitik, karena kau juga bisa sebagai sinonim dari kamu. Aku menyimpulkan begitu setelah memperhatikan—bukan memerhatikan—contoh-contoh kalimat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
8. Mana yang benar: kau simpan, kausimpan, kau katakan, kaukatakan
Keempat bentuk penulisan di atas sama-sama benar. Dalam kau simpan dan kau katakan, {kau} adalah sinonim dari {engkau}. Sedangkan dalam kausimpan dan kaukatakan, {kau} sebagai bentuk ringkas alias klitik dari {engkau}.
Berarti, {kau} bisa ditulis secara manasuka—bisa serangkai dengan atau boleh terpisah dari kata yang mengikutinya?
Ya, benar, kautulislah sesuka hatimu, dan kau akan baik-baik saja, seperti halnya kalimatku ini. Mau kauperlakukan {kau} sebagai klitik ataukah sebagai sinonim dari {engkau}, terserah kaulah.
Tetapi, jangan pula kau menyurat Ku cinta kau dengan sangat, karena kalimat itu amatlah pelak. Kecuali namamu adalah Ku!

Majas


Berikut ini Kumpulan Contoh Majas Personifikasi :
  1. Burung bernyanyi di pagi hari.
  2. Angin meraung menemani sang hujan.
  3. Angin berbisik menyampaikan salam.
  4. Baru seratus meter berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
  5. Ombak berkejar-kejaran.
  6. Daun kelapa melambai-lambai.
  7. Peluru mengoyak jala.
  8. Banjir menelan banyak jiwa manusia.
  9. Matahari mulai merangkak naik.
  10. Kabut tebal menyelimuti.
  11. Hatinya berkata.
  12. Suratmu mengobati hatiku.
  13. Pidatonya membangkitkan semangat.
  14. Tugu Tani mencibiri Nenek Gayung.
  15. Angin membelai wajah Rani yang sedang tertidur pulas di bale-bale.
  16. Matahari sedang cemberut, karena itu langit mendung tidak ceria.  
  17. Hujan memeluk mereka yang sedang bersedih dan menyembunyikan air mata di pipi mereka melalui tetesnya yang syahdu. 
  18. Jalanan menggila dan menyodorkan mereka penat, terutama di jam-jam macet yang menggila.
  19. Bulan menjanjikan keteduhan hati bagi mereka yang sedang mencinta.  
  20. Mobil begitu ribut dan berebut jalan terutama di jam pulang kantor.
ajas atau kiasan adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.

Majas dapat digolongkan sebagai berikut.

  1. Majas perbandingan
  2. Majas pertentangan
  3. Majas pertautan
  4. Majas perulangan

A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu:

1. Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
  • Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
  • Bagai kambing dihalau ke air. (Hal orang yang enggan disuruh atau diajak mengerjakan sesuatu)
  • Semanis madu.
  • Sedalam laut.
  • Secantik bidadari.
  • Sesegar udara pagi.
Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.

2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh:
  • Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
  • Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
  • Kelaparan masih tetap menghantui  rakyat Etiopia.
  • Nina tangkai hati  ibu.

3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
  • Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
  • Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
  • Matahari mulai merangkak  ke atas.
  • Kabut tebal menyelimuti desa kami.

4. Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
  • Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga)



B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
  1. Hiperbola
  2. Litotes
  3. Ironi
  4. Antonomasia
  5. Oksimoron
  6. Paradoks
  7. Kontradiksio

1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
  • Keringatnya menganak sungai.
  • Suaranya menggelegar membelah angkasa.

2. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
  • Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
  • Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.

3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
  • Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
  • Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.

4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
  • Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
  • Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
  • Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?

5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
  • Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
  • Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
  • Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.

6. Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
  • Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
  • Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.

7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
  • Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
  • Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.



C. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi:
  1. Metonimia
  2. Sinekdok, terdiri atas:
    • Pars pro toto
    • Totem pro parte
  3. Alusio
  4. Eufemisme

1. Metonimia                                                                                
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
  • Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
  • Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.

2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
  • Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
  • Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu tangkis)
  1. Pars pro toto adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan. Contoh:
    • Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
    • Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
    • Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
    • Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
  2. Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja. Contoh:
    • Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
    • Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.

3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
  • Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
  • Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)

4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
  • Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
  • Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
  • Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan
Contoh dari Majas Hiperbola :
  • Tendangan maut dari bagian penyerang telah berhasil membobol gawang lawan
  • Tubuh penari itu lentur sekali, bahkan karetpun kalah masih kalah lentur dengan kelenturan tubuh penari itu
  • Aku takut bila selalu digoncang demo yang tidak berkesudahan, maka negeri ini kelak akan runtuh
  • Orang itu bergulat dengan api demi mendapatkan hasil bakaran keramik yang terbaik
  • Nenek tua itu tak kenal lelah membanting tulang demi selembar rupiah
  • Lika - liku hidupnya penuh dengan duri yang tajam dan jalanan yang terjal
  • Isu kenaikan harga BBM telah berhasil membuat harga - harga bahan pokok membumbung tinggi 
  • Orang tua gadis kecil itu harus membayar mahal harga dirinya di depan pengadilan

Partikel dan artikel


Secara kebahasaan, -lah, -kah dan -tah disebut sebagai partikel. Ada beberapa kriteria penulisan partikel dalam artikel. Untuk memperjelas bagaimana perilaku partikel dalam penulisan artikel, kita tengok dulu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Secara kebahasaan, kamus ini mendefinisikan sebagai kata yang biasanya tidak dapat diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal.
Dalam penulisan artikel, partikel ada yang ditulis menyatu dengan kata yang mendahuluinya, tapi ada juga yang ditulis terpisah. Kita lihat dulu bagaimana penulisan partikel ditulis serangkai dengan kata yang mendahului melalui contoh-contoh kalimat.
Partikel Ditulis Menyatu (-lah, -tah)
Minumlah jus buah setiap hari, niscaya badanmu bugar!
Apakah yang terdapat dalam amplop itu?
Siapakah gerangan yang mencuri buah mangga tetangga kita?
Apatah gunanya bermain setiap hari?

Partikel Ditulis Terpisah (-pun)
Apa pun yang dia kerjakan, tak ada yang beres.
Jam berapa pun dia pulang, selalu tiba di rumah malam.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkat belum pernah menyelesaikan dengan baik.

Selain tiga contoh tadi, partikel -pun bisa juga ditulis serangkai jika didahului oleh;
adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, meskipun, sekalipun, sungguhpun dan walaupun.
Cara Penulisan Lain Partikel
Partikel yang dalam pemakaiannya secara gramatikal menimbulkan makna “mulai”, “demi’ dan “tiap”, ditulis terpisah. Ini berlaku untuk partikel -per.
Contoh;

Tiket kereta api listrik Jabodetabek akan naik per 1 Juni.
Tolong masukan koin itu ke celengan kodok satu per satu.
Harga roti itu Rp 1.500 per bungkusnya.


Contoh dan Pengertian Lengkap Paragraf Narasi,Deskripsi,Eksposisi,Argumentasi dan Persuarsi


Contoh dan Pengertian Lengkap Paragraf Narasi,Deskripsi,Eksposisi,Argumentasi dan Persuarsi


Menurut Wikipedia Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.

Atau bisa juga Paragraf adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi). Ditinjau dari jenisnya, paragraf dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
  1. Paragraf Narasi
  2. Paragraf Deskripsi
  3. Paragraf Eksposisi
  4. Paragraf Argumentasi
  5. Paragraf Persuasi

Perbedaan Bentuk Teks Antara Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi


Paragraf Narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.

Contoh Paragraf Narasi :

Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas KOta Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.

Paragraf Deskripsi : Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh Paragraf Deskripsi :

Pemandangan Pantai Parangtritis - Yogya sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut.

Paragraf Eksposisi : Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi dan menambah wawasan.

Contoh Paragraf Eksposisi

Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.

Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraf tersebut dikembangkan dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama)

Contoh Paragraf Argumentasi

Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya. Anak-anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah berlomba-lomba meningkatkan sarana dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan dengan dalil sumbangan pendidikan, uang gedung, dan lain-lain karena biasanya masyarakat perkotaan lebih memilih sekolah yang mempunyai sarana pendidikan yang baik sehingga mereka tidak akan segan untuk membayar mahal demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak.

Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh, maka penulis harus melampirkan bukti dan data-data pendukung.


Contoh Paragraf Persuarsi

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat penting di abad ke-21 ini. Indonesia sebagai negara berkembang, masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa untuk membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.