Selasa, 16 April 2019

Perubahan Makna Gramatikal dengan Cara Afiksasi


Contoh Perubahan Makna Gramatikal dengan Cara Afiksasi
alah satu diantara jenis-jenis makna kata yang ada adalah makna gramatikal. Makna ini merupakan sebuah makna yang timbul dari adanya perubahan bentuk suatu kata yang membuat makna kata tersebut juga berubah. Adapun cara merubah bentuk suatu kata dalam makna ini terdiri atas tiga cara, yaitu pengimbuhan (afiksasi), pengulangan kata (reduplikasi), dan pemajemukkan kata. Khusus untuk kali ini, kita akan mengetahui seperti apa contoh perubahan makna gramatikal yang dilakukan dengan cara mengakfiksasi kata yang hendak dirubah maknanya. Adapun beberapa contoh perubahan makna gramatikal dengan cara afiksasi tersebut adalah sebagai berikut ini!
1. Jalan → Berjalan
Contoh perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang pertama adalah kata jalan yang berubah menjadi berjalan. Makna awal kata jalan sendiri adalah tempat yang lazim untuk dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah mengalami afiksasi–pemberian imbuhan ber- di awal kata jalan, makna kata ini pun berubah menjadi bergerak dari suatu titik menuju ke titik lainnya.
2. Jalan → Perjalanan
Contoh perubahan makna ini juga merupakan hasil perubahan makna kata jalan. Bedanya, kata jalan pada contoh ini diafiksasi dengan menggunakan imbuhan/afiks per-an. Adapun makna yang terkandung pada kata perjalanan sendiri adalah bepergian dari suatu tempat ke tempat yang lain.
3. Derita → Penderitaan
Semula, kata derita bermakna sesuatu yang menyusahkan dan biasanya ditanggung di dalam hati. Setelah diafiksasi dengan afiks per-an, makna kata ini pun berubah menjadi suatu keadaan menyedihkan yang mesti ditanggung oleh seseorang.
4. Buat → Perbuatan
Sebelum diafiksasi, kata buat mempunyai makna asal kerjakan ataupun lakukan. Setelah diafiksasi dengan imbuhan per-an, kata ini mempunyai makna yang baru, yaitu sesuatu yang dibuat atau dikerjakan.
5. Makan → Makanan
Semula, kata makan mempunyai makna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dan sesuatu tersebut kemudian dikunyah dan ditelan. Namun, setelah diafiksasi dengan afiks -an, maka kata ini berubah menjadi makanan dan maknanya pun berubah menjadi sesuatu yang dimakan.
6. Seberang → Berseberangan
Makna awal yang terkandung dalam kata seberang adalah sisi yang ada di sebelah sana atau tempat yang letaknya ada di hadapan kita. Setelah diafiksasi dengan afiks/imbuhan ber-an, kata yang berubah menjadi berseberangan ini pun mengalami perubahan makna, yaitu berhadapan posisi duduknya atau berada dalam pandangan dan pemikiran yang berbeda.
7. Kejut → Mengejutkan
Sebelum diafiksasi, kata kejut mempunyai makna kaget atau kakunya anggota badan yang disebabkan oleh terperanjatnya seseorang. Setelah diafiksasi dengan imbuhan me-an, kata yang berubah bentuk menjadi mengejutkan ini pun berubah makna menjadi sesuatu yang menimbulkan efek kejut ataupun efek kaget.
8. Gelap → Kegelapan
Contoh perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang terakhir adalah pada kata gelap yang berubah menjadi kegelapan. Sebelum diafiksasi, kata gelap mempunyai makna tidak ada cahaya atau kelam. Setelah diafiksasi dengan imbuhan ke-an dan menjadi kegelapan, makna kata ini pun berubah menjadi tertimpa atau mengalami gelap.
Demikianlah beberapa contoh perubahan makna gramatikaldengan cara afiksasi. Jika pembaca ingin menambah referensi soal makna gramatikal dan makna kata lainnya, pembaca bisa membuka artikel makna gramatikal dan contohnyaperbedaan makna gramatikal dan leksikalcontoh kalimat gramatikal dan leksikalcontoh makna leksikal dan gramatikalmakna idiomatik dan contohnya, serta makna tematik dan contohnya

Proses Gramatikalisasi Makna Gramatikal dalam Bahasa Indonesia

Makna gramatikal merupakan sebuah makna kata yang terbentuk dari proses gramatikalisasi sebuah kata. Adapun proses gramatikalisasi sendiri merupakan proses perubahan bentuk suatu kata yang juga mempengaruhi makna kata tersebut. Proses gramatikalisasi sendiri terdiri atas tiga cara, yakni pengimbuhan/afiksasi, pengulangan kata/reduplikasi, dan pemajemukkan kata. Ketiga proses itu akan dibahas khusus pada artikel kali ini, di mana pembahasan tersebut adalah sebagai berikut ini!
1. Afiksasi/Pengimbuhan
Proses gramatikalisasi yang pertama adalah afiksasi atau pengimbuhan. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan imbuhan ke dalam sebah kata, entah itu imbuhan awalan, akhiran, awal-akhiran, ataupun sisipan. Proses pengimbuhan itu nantinya akan membuat bentuk kata itu berubah, begitu pun juga maknanya.
Misalnya:
Jalan → Perjalanan
sebelum diberi imbuhan, kata jalan mempunyai makna sebuah tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah diberi imbuhan–dalah hal ini imbuhan per-an, kata jalan pun berubah bentuk menjadi perjalanan dan maknanya pun berubah menjadi bepergian dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
2. Reduplikasi/Pengulangan Kata
Proses gramatikalisasi yang selanjutnya adalah reduplikasi atau pengulangan kata. Proses ini dilakukan dengan cara mengulang sebuah kata dasar hingga bentuk dan maknanya berubah. Adapun proses reduplikasi sendiri bisa dilakukan dengan cara mengulang sebuah kata menjadi kata ulang utuh, sebagian, salin suara, ataupun berubah bunyi.
Misalnya:
Jalan → Jalan-Jalan
Sebelum direduplikasi, kata jalan mempunyai makna sebuah tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah direduplikasi, kata ini pun berubah bentuk dan maknanya juga berubah menjadi kegiatan melangkahkan kaki dengan tujuan untuk bersantai atau melepaskan penat. Adapun proses reduplikasi yang dilakukan pada kata tersebut adalah proses reduplikasi utuh, di mana kata jalan direduplikasi dengan kata jalan sendiri, sehingga kata jalan pun berubah menjadi jalan-jalan.
3. Pemajemukkan Kata
Proses gramatikalisasi yang terakhir adalah pemajemukkan kata. Proses ini dilakukan dengan cara menggabungkan suatu kata dasar dengan kata dasar lain yang tidak semakna, sehingga kedua kata dasar itu pun menjadi kesatuan kata majemuk yang mempunyai makna baru yang tidak ada kaitannya dengan makna asli kedua kata tersebut.
Contoh:
Jalan → jalan damai
sebelum digabungkan dengan kata damai, kata jalan mempunyai makna suatu tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Sementara itu, kata damai yang hendak digabungkan dengan kata jalan mempunyai makna keadaan yang rukun atau tentram. Ketika keduanya disatukan, keduanya pun membentuk kata majemuk jalan damai yang mempunyai makna cara yang ditempuh oleh kedua pihak yang berselisih untuk menyelesaikan konflik diantara mereka secara mufakat atau tanpa kekerasan.
Demikianlah pembahasan mengenai ketiga proses gramatikalisasi makna gramatikal dalam bahasa Indonesia. Untuk menambah referensi soal makna gramatikal, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: makna gramatikal dan contohnyacontoh makna leksikal dan gramatikalcontoh kalimat gramatikal dan leksikalperbedaan makna gramatikal dan leksikalcontoh perubahan makna gramatikal dengan cara afiksasicontoh perubahan makna gramatikal dengan cara reduplikasi, serta contoh perubahan makna gramatikal dengan cara pemajemukkan kat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar