Contoh Perubahan Makna Gramatikal dengan Cara Afiksasi
alah
satu diantara jenis-jenis makna
kata yang
ada adalah makna gramatikal. Makna ini merupakan sebuah makna yang timbul dari
adanya perubahan bentuk suatu kata yang membuat makna kata tersebut juga
berubah. Adapun cara merubah bentuk suatu kata dalam makna ini terdiri atas
tiga cara, yaitu pengimbuhan (afiksasi), pengulangan kata (reduplikasi), dan
pemajemukkan kata. Khusus untuk kali ini, kita akan mengetahui seperti apa
contoh perubahan makna gramatikal yang dilakukan dengan cara mengakfiksasi kata
yang hendak dirubah maknanya. Adapun beberapa contoh perubahan makna gramatikal
dengan cara afiksasi tersebut adalah sebagai berikut ini!
1. Jalan →
Berjalan
Contoh
perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang pertama adalah
kata jalan yang
berubah menjadi berjalan. Makna
awal kata jalan sendiri
adalah tempat yang
lazim untuk dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah mengalami
afiksasi–pemberian imbuhan ber- di
awal kata jalan, makna
kata ini pun berubah menjadi bergerak
dari suatu titik menuju ke titik lainnya.
2. Jalan →
Perjalanan
Contoh
perubahan makna ini juga merupakan hasil perubahan makna kata jalan. Bedanya,
kata jalan pada
contoh ini diafiksasi dengan menggunakan imbuhan/afiks per-an. Adapun
makna yang terkandung pada kata perjalanan sendiri
adalah bepergian
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
3. Derita →
Penderitaan
Semula,
kata derita bermakna
sesuatu yang menyusahkan
dan biasanya ditanggung di dalam hati. Setelah diafiksasi dengan
afiks per-an, makna
kata ini pun berubah menjadi suatu
keadaan menyedihkan yang mesti ditanggung oleh seseorang.
4. Buat →
Perbuatan
Sebelum
diafiksasi, kata buat mempunyai
makna asal kerjakan ataupun lakukan. Setelah
diafiksasi dengan imbuhan per-an, kata
ini mempunyai makna yang baru, yaitu sesuatu
yang dibuat atau dikerjakan.
5. Makan →
Makanan
Semula,
kata makan mempunyai
makna memasukkan
sesuatu ke dalam mulut, dan sesuatu tersebut kemudian dikunyah dan
ditelan. Namun, setelah diafiksasi dengan afiks -an, maka kata
ini berubah menjadi makanan dan
maknanya pun berubah menjadi sesuatu
yang dimakan.
6.
Seberang → Berseberangan
Makna
awal yang terkandung dalam kata seberang adalah sisi yang ada di sebelah
sana atau tempat
yang letaknya ada di hadapan kita. Setelah diafiksasi dengan
afiks/imbuhan ber-an, kata
yang berubah menjadi berseberangan ini
pun mengalami perubahan makna, yaitu berhadapan
posisi duduknya atau berada
dalam pandangan dan pemikiran yang berbeda.
7. Kejut →
Mengejutkan
Sebelum
diafiksasi, kata kejut mempunyai
makna kaget atau kakunya anggota badan yang
disebabkan oleh terperanjatnya seseorang. Setelah diafiksasi
dengan imbuhan me-an, kata
yang berubah bentuk menjadi mengejutkan ini
pun berubah makna menjadi sesuatu
yang menimbulkan efek kejut ataupun efek kaget.
8. Gelap →
Kegelapan
Contoh
perubahan makna gramatikalisasi dengan cara afiksasi yang terakhir adalah pada
kata gelap yang
berubah menjadi kegelapan. Sebelum
diafiksasi, kata gelap mempunyai makna tidak
ada cahaya atau kelam. Setelah
diafiksasi dengan imbuhan ke-an dan
menjadi kegelapan, makna
kata ini pun berubah menjadi tertimpa
atau mengalami gelap.
Demikianlah
beberapa contoh perubahan makna gramatikaldengan cara afiksasi. Jika pembaca
ingin menambah referensi soal makna gramatikal dan makna kata lainnya, pembaca
bisa membuka artikel makna
gramatikal dan contohnya, perbedaan
makna gramatikal dan leksikal, contoh
kalimat gramatikal dan leksikal, contoh
makna leksikal dan gramatikal, makna
idiomatik dan contohnya, serta makna
tematik dan contohnya
Proses Gramatikalisasi
Makna Gramatikal dalam Bahasa Indonesia
Makna
gramatikal merupakan sebuah makna kata yang terbentuk dari proses
gramatikalisasi sebuah kata. Adapun proses gramatikalisasi sendiri merupakan
proses perubahan bentuk suatu kata yang juga mempengaruhi makna kata tersebut.
Proses gramatikalisasi sendiri terdiri atas tiga cara, yakni
pengimbuhan/afiksasi, pengulangan kata/reduplikasi, dan pemajemukkan kata.
Ketiga proses itu akan dibahas khusus pada artikel kali ini, di mana pembahasan
tersebut adalah sebagai berikut ini!
1.
Afiksasi/Pengimbuhan
Proses
gramatikalisasi yang pertama adalah afiksasi atau pengimbuhan. Proses ini
dilakukan dengan cara memberikan imbuhan ke dalam sebah kata, entah itu imbuhan
awalan, akhiran, awal-akhiran, ataupun sisipan. Proses pengimbuhan itu nantinya
akan membuat bentuk kata itu berubah, begitu pun juga maknanya.
Misalnya:
Jalan →
Perjalanan
sebelum
diberi imbuhan, kata jalan mempunyai
makna sebuah tempat
yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah
diberi imbuhan–dalah hal ini imbuhan per-an,
kata jalan pun
berubah bentuk menjadi perjalanan dan
maknanya pun berubah menjadi bepergian
dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
2.
Reduplikasi/Pengulangan Kata
Proses
gramatikalisasi yang selanjutnya adalah reduplikasi atau pengulangan kata.
Proses ini dilakukan dengan cara mengulang sebuah kata dasar hingga bentuk dan
maknanya berubah. Adapun proses reduplikasi sendiri bisa dilakukan dengan cara
mengulang sebuah kata menjadi kata ulang utuh, sebagian, salin suara, ataupun
berubah bunyi.
Misalnya:
Jalan →
Jalan-Jalan
Sebelum
direduplikasi, kata jalan mempunyai makna sebuah tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun
kendaraan. Setelah direduplikasi, kata ini pun berubah bentuk
dan maknanya juga berubah menjadi kegiatan
melangkahkan kaki dengan tujuan untuk bersantai atau melepaskan penat. Adapun
proses reduplikasi yang dilakukan pada kata tersebut adalah proses reduplikasi
utuh, di mana kata jalan direduplikasi
dengan kata jalan sendiri,
sehingga kata jalan pun berubah menjadi jalan-jalan.
3. Pemajemukkan
Kata
Proses
gramatikalisasi yang terakhir adalah pemajemukkan kata. Proses ini dilakukan
dengan cara menggabungkan suatu kata dasar dengan kata dasar lain yang tidak
semakna, sehingga kedua kata dasar itu pun menjadi kesatuan kata majemuk yang
mempunyai makna baru yang tidak ada kaitannya dengan makna asli kedua kata
tersebut.
Contoh:
Jalan →
jalan damai
sebelum
digabungkan dengan kata damai, kata jalan mempunyai makna suatu tempat yang lazim dilintasi
oleh orang ataupun kendaraan. Sementara itu, kata damai yang hendak
digabungkan dengan kata jalan mempunyai
makna keadaan yang
rukun atau tentram. Ketika keduanya disatukan, keduanya pun
membentuk kata majemuk jalan
damai yang mempunyai makna cara yang ditempuh oleh kedua pihak yang berselisih
untuk menyelesaikan konflik diantara mereka secara mufakat atau tanpa
kekerasan.
Demikianlah
pembahasan mengenai ketiga proses gramatikalisasi makna gramatikal dalam bahasa
Indonesia. Untuk menambah referensi soal makna gramatikal, pembaca bisa membuka
beberapa artikel berikut, yaitu: makna
gramatikal dan contohnya, contoh
makna leksikal dan gramatikal, contoh
kalimat gramatikal dan leksikal, perbedaan
makna gramatikal dan leksikal, contoh
perubahan makna gramatikal dengan cara afiksasi, contoh
perubahan makna gramatikal dengan cara reduplikasi, serta contoh
perubahan makna gramatikal dengan cara pemajemukkan kat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar