Selasa, 25 April 2017



CITRAAN DALAM PUISI [JENIS DAN CONTOHNYA]


  Kompetensi Dasar
                Membahas isi puisi (gambaran pengindraan,perasaan,pikiran dan imajinasi)melalui diskusi.
  Indikator
                Mendiskusikan isi puisi(gambaran pengindraan,perasaan,pikiran dan imajinasi)
                Mendiskusikan maksud atau makna puisi

Gambaran Pengindraan (citraan/imagenary)
                Bisa diartikan sebagai suatu penggambaran pengalaman yang berhubungan dengan benda, peristiwa, dan keadaan yang dialami penyair dengan menggunakan kata-kata yang khas agar dapat memberikan gambaran secara lebih nyata, baik hal yang yang bersifat kejiwaan, kebendaan, maupun metaforik. Citraan ada beberapa jenis:

1.Citraan penglihatan (Visual Imagery)
ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan ini mampu memberikan rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh:     
Aku memandangi sawah yang membentang luas

2.Citraan Pendengaran (auditory imagery)
Citraan ini berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran.Citraan ini dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi tembang, dendang, mengiang, berdentum, dll.
Contoh:
Suaranya yang menggelegar cetar membahana

3.Citraan Perabaan (Tactual)
Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indra peraba (kulit). Pada saat kita membaca puisi kita dapat menemukan diksi yang membawa kita seolah-olah merasakan apa yang disyairkan.
Contoh:       
Pedih dan perih merasuki sukma

4.Citraan Penciuman (alvaktory)
Citraan Penciuman adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indra penciuman (mulut! Eh salah yah, maksudnya hidung). Dengan membaca kata-kata tertentu dalam puisi kita seperti mencium bau sesuatu.
Contoh:
Harum semerbak aroma tubuhnya

5.Citraan Pencecapan/Pencicipan(gustatory)
Yaitu citraan yang muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa pahit, manis, asam, pedas, dll.
Contoh:
Neraka adalah rasa pahit di mulut  (Subagio Sastrowardoyo)

6.Citraan Gerak(kineistetik)
Adalah citraan yang ditimbulkan oleh gerak tubuh sehingga kita merasakan atau seolah melihat gerakan tersebut.
Contoh:
Kulapangkan dada dan kukepalkan tangan
               

Contoh-contoh dari setiap citraan yang ane kasih diatas itu hanya gubahan semata dari ane yah.. hihihi


uisi dengan Citraan
Citra atau citraan atau pencitraan dalam puisi adalah gaya penulisan yang menggabungkan imajinasi dengan alat indra. Jadi, citra dalam puisi berjumlah sama dengan lima alat indra yang dimiliki manusia.
Berikut ini adalah contoh puisi bertema Keindahan Alam yang mengandung citraan:
Rumah Terindah
Karya Mun
Adalah deretan rumah
barisan hijau pepohonan ramah
arak-arakan awan selalu menyapa
melangkah bersama waktu mengejar cita-cita


Sementara burung terus bernyanyi
berdansa bersama angin semilir
Tak pernah sunyi dalam nada alam raya

Aroma bunga merekah
menyusup ke  lubang hidung
kalah amis keringat

Matahari menyengat kulit
adalah tamparan yang penyemangat
Pukulan hujan kala kayuhan sepeda sepulang sekolah
adalah kesegaran dan belaian rahmat

Pahitnya hidup tak pernah singgah
Manisnya keadaan membuatnya kalah.

Bait pertama puisi di atas mengandung citra pengelihatan. Untuk bisa mengetahui adanya warna pohon yang hijau barisan hijau pepohonan ramah hanya bisa dilakukan dengan indra pengelihatan. Begitu juga dengan adanya awan, oleh orang kebanyakan awan hanya bisa dilihat karena berada jauh di langit.

Bait kedua mengandung citra pendengaran. Citra pendengaran adalah imajinasi yang muncul dan dituliskan dalam puisi karena menggunakan indra pendengaran. Berarti imajinasi tersebut muncul karena adanya bunyi yang didengar oleh penyairnya. dalam puisi di atas ada baris sementara burung terus bernyanyi. Nyanyian adalah kegiatan yang berkaitan dengan bunyi/suara maka yang bisa menangkapnya adalah indra pendengaran. Ada pula bari tak pernah sunyi dalam nada alam raya. Sunyi adalah keadaan tanpa suara. Untuk mengetahui sunyi atau tidak juga menggunakan indra pendengaran.
Bait ketiga mengandung citra penciuman. Alat indra manusia yang berfungsi sebagai penciuman adalah hidung. Keadaan yang dapat ditangkap oleh hidung adalah yang berkaitan dengan bau-bau. Contohnya adalah bau/aroma wangi. Wanginya sesuatu dapat diketahui dengan mencium udara di sekitarnya. Dalam puisi di atas ada kata aroma jelas ini adalah hal yang dapat ditangkap oleh indra penciuman. Kemudian ada kata amis keringat. Amis juga termasuk salah satu jenis aroma yang dapat ditangkap oleh indra penciuman. Ada  dua kata yang menunjukkan adanya citra penciuman dalam bait puisi ini yaitu: amis dan aroma.
Bait keempat dalam puisi di atas mengandung citra peraba. Alat peraba dalam tubuh manusia adalah seluruh lapisan kulit di seluruh tubuhnya. Semua hal yang dapat dirasakan dengan permukaan kulit, dalam puisi berarti mengandung citra peraba. Dalam puisi di atas kata yang menandakan adanya citra peraba adalah kata menyengat kulit; tamparan; kesegaran; belaian. Keempat kata tersebut bisa dirasakan oleh indra peraba.

Baca Juga:
Contoh Puisi Berdasarkan Pengalaman

Bait kelima dalam puisi di atas mengandung citra perasa. Alat indra perasa ada pada lidah manusia. Permukaan lidah manusia mengandung saraf yang bisa membedakan berbagai macam rasa. Dalam puisi di atas ada kata pahit dan manis. Keduanya merupakan jenis-jenis rasa yang dapat ditangkap oleh indra perasa manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar